Anggota DPRD Sumut Sri Kumala Marahi Mahasiswa saat Melakukan Reses, Video Viral di Media Sosial
Sri Kumala Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRD Sumut) Fraksi Gerindra diduga marah-marah saat reses. |
TAPANULI.BATAKTIVE.COM, MEDAN - Sebuah video yang memperlihatkan aksi marah-marah Sri Kumala, seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara, menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, Sri Kumala diduga memarahi seorang mahasiswa yang hadir saat dirinya sedang melakukan reses di Desa Sijawi-jawi, Kecamatan Sei Kepayang Barat, Kabupaten Asahan pada Jumat, 16 Juni 2023.
Dalam rekaman video yang tersebar luas, Sri Kumala terlihat mengancam akan melaporkan mahasiswa tersebut ke pihak kampus tempat mahasiswa tersebut menimba ilmu. Dengan nada tinggi, Sri Kumala mengucapkan kata-kata tegas kepada mahasiswa tersebut.
"Kau baru anak kemarin, nanti ku laporkan kau sama apa kau (dosen). Kau duduk di sini, kau harusnya yang memberitahu orang-orang tua di sini, jangan kau malah yang memprovokasi," ujar Sri Kumala dalam video tersebut.
Tak hanya itu, Sri Kumala juga memberikan peringatan kepada sang mahasiswa agar berhati-hati dalam bersikap. Ia menyebut bahwa kehadirannya di sana adalah perintah undang-undang.
"Hati-hati kau bicara. Kau tahu tidak, saya datang ke sini sesuai dengan perintah undang-undang," tambahnya.
Sri Kumala juga mengungkapkan bahwa dirinya sempat dihadang oleh oknum anggota DPRD lainnya saat hendak melakukan reses di Desa Sijawi-jawi. Ia meminta agar hal tersebut dicatat dan menegaskan bahwa kerja sama antara anggota DPRD Kabupaten, Provinsi, dan RI diperlukan agar desa tersebut dapat maju.
Sri Kumala juga menyebutkan bahwa selain menjadi anggota dewan, ia juga memiliki kedudukan di Koordinasi perguruan tinggi swasta (Kopertis). Ia mengingatkan mahasiswa tersebut agar tidak melakukan tindakan yang dapat berujung pada konsekuensi serius.
Namun, OK Rasyid, ketua tim Sri Kumala, membantah bahwa aksi Sri Kumala merupakan sikap yang arogan. Menurutnya, Sri Kumala merespons mahasiswa tersebut dengan nada tinggi karena dianggap tidak sopan dan mengganggu jalannya reses.
Rasyid menjelaskan bahwa sebelum melakukan reses, Sri Kumala beberapa kali menghadapi penghadangan dari oknum DPRD Kabupaten Asahan. Hal ini menjadi salah satu faktor pemicu ketegangan dalam kejadian tersebut.
Untuk mendapatkan klarifikasi yang lebih jelas, wartawan diminta untuk mengkonfirmasi langsung kepada Sri Kumala. Rasyid juga menawarkan untuk memberikan nomor kontak Sri Kumala agar wartawan dapat mengumpulkan informasi yang lebih lengkap.
Kasus ini telah menimbulkan perbincangan di media sosial, dengan banyak netizen yang mengomentari aksi Sri Kumala dan mengajukan pertanyaan mengenai etika dan tanggung jawab seorang anggota DPRD. Seiring berjalannya waktu, perkembangan lebih lanjut terkait kasus ini akan diungkapkan setelah adanya klarifikasi resmi dari pihak terkait.